Well I just got a homework at school to review a novel. I've done the review for The Tourist before, but I think this one is better, so I post it here. Sorry it's in Bahasa Indonesia hehe
Resensi Novel
Judul
novel:
Turis (The Tourist)
Tahun: 2010
Penulis: Olen Steinhauer
Jumlah
halaman: 472
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka
Utama
The Tourist adalah buku pertama dari
trilogi Milo Weaver, novel fiksi yang bertemakan spionase dan thriller. Olen Steinhauer mengangkat
cerita tentang realita dari dunia James Bond,
di buku ini kita tidak
akan membaca tentang peralatan-peralatan canggih, tuxedo, atau yang lainnya, melainkan hanya strategi-strategi
licik dan kebohongan.
Buku ini dibuka dengan pengenalan
seorang tokoh yang bernama Charles Alexander, seorang turis yang mempunyai
kecenderungan untuk bunuh diri, yang baru saja melakukan tugas di Belanda untuk
menghalangi seorang pembunuh bayaran membunuh seorang politisi Belanda, tapi
dia gagal menjalankan misi yang dia inginkan sebagai misi terakhirnya itu.
Turis yang dimaksud tentu bukanlah
turis biasa, melainkan agen dari divisi rahasia
CIA, yang keberadaannya masih dipertanyakan. Akhirnya, Charles Alexander
diikutkan dalam misi dadakan untuk mengejar seorang kepala biro bernama Frank
Dawdle yang menghilang dengan sejumlah uang untuk membiayai seorang penjahat
perang Serbia di persembunyiannya.
Halaman demi halaman, kita akan
mengetahui bahwa Charles Alexander adalah salah satu nama samaran dari Milo
Weaver, tokoh utama dalam cerita tersebut. Charles Alexander dan perantaranya
yang juga adalah sahabatnya berusaha menjalankan misi itu, tapi hanya berakhir
dengan kekacauan dan
Milo mengundurkan diri setelah kejadian itu.
Beberapa tahun setelah kekacauan
itu, kini Milo bekerja sebagai salah satu manajer di markas CIA di New York,
tinggal bersama istri dan seorang putrinya, berupaya melupakan segala
kebohongan dan kengerian masa lalunya. Cerita mulai menjadi rumit saat seorang
pembunuh bayaran yang dijuluki si Harimau, yang sudah bertahun-tahun diincarnya
muncul dan tertangkap. Milo dituduh membunuh si Harimau saat menginterogasi
oleh Homeland Security, padahal si Harimau yang kemudian dikenal sebagai Samuel
Roth sesungguhnya sudah sekarat karena HIV.
Samuel menceritakan bahwa dia menyerahkan diri agar bisa bertemu Milo dan
meminta bantuannya untuk mencari siapa yang membunuhnya dengan memberinya virus
itu.
Saat Milo dan keluarganya sedang
liburan di Disneyland, malam harinya dia kabur karena informasi yang diberikan
atasannya bahwa Homeland Security akan datang untuk menagkapnya. Hal itu tanpa
sadar menyeret Milo kembali dalam dunia turisme, membuka segala intrik dalam
kasus-kasus yang sudah lama ditinggalkan. Apalagi setelah tahu bahwa sahabat
lamanya, Angela Yates, dituduh berkhianat kepada CIA.
Satu persatu orang-orang terdekat
Milo yang mengetahui terlalu banyak tentang si Harimau terbunuh, dan Milo
selalu disangkut pautkan dengan pembunuhan-pembunuhan yang tidak pernah
dilakukannya itu. Menjalani hidup sebagai agen buronan untuk membersihkan
namanya, menyelamatkan keluarganya dan membongkar apa yang sebenarnya terjadi.
Buku ini bisa dikategorikan sebagai
bacaan yang serius dan berat, dan menuntut kita untuk ikut berpikir, walaupun begitu, cerita ini juga disisipi oleh sedikit
humor yang ringan. Buku ini memeliki alur cerita maju, tapi kita akan menemukan banyak
flashback yang menceritakan secara sangat detail dari kejadian-kejadian yang telah terjadi.
Salah satu hal yang menarik dari buku ini adalah semakin
jauh kita membaca, perlahan-lahan kita akan sangat dikejutkan oleh fakta-fakta
yang tidak akan pernah kita pikirkan sebelumnya. Mulai dari pertemuan Milo
dengan istrinya, siapa sebenarnya si Harimau, hingga kebohongan dari identitasnya
sebagai Milo Weaver yang sudah direncanakan. Buku ini bisa mempertahankan rasa
penasaran kita dan akhirnya membuat kita tidak ingin mereka-reka apa yang akan
terjadi.
Di dalam buku ini kita juga akan merasakan
emosi yang cukup dalam dari Milo Weaver dan membuat kita seperti berada dalam
cerita itu, kebingungannya, kehilangannya, kepanikannya, perasaannya saat istri
dan anaknya menjauhinya, perasaan saat mengetahui bahwa selama ini dirinya
dikambing hitamkan, dan lain-lain.
Salah satu hal menarik dari cerita
ini adalah sandi-sandi yang diberikan untuk memberi perintah atau petunjuk
seperti “Riverrun, past Eve, and Adam’s”
yang digunakan dua kali dalam buku ini, atau “The Last Camel/ Collapsed at Noon”, dan juga saat seseorang menyuruh Milo untuk menceritakan tiga
kebohongan dan satu kebenaran jika Milo tertangkap dan diinterogasi, sampai
saat ini kami belum tahu apa tujuan sebenarnya dari rencana itu.
Kami setuju dengan pendapat banyak orang
yang mengatakan kemampuan menulis Olen Steinhauer hampir sama dengan John Le
Carre yang terkenal dengan novel “The Spy Who Came in From The Cold.” Buku ini
mungkin mudah dimengerti oleh orang-orang yang sudah sering membaca novel-novel
spionase.
Sayang sekali buku ini mempunyai
akhir yang agak datar karena tokoh penjahat dalam buku ini tiba-tiba terbunuh
dengan latar belakang yang tidak jelas dan seperti dianggap tidak terlalu penting.
Mungkin karena ini baru permulaan dari seluruh cerita. Walaupun demikian, akhir
cerita buku ini menimbulkan kesan penasaran.
Menurut pendapat kami, novel ini
adalah bacaan yang sangat bagus dan harus dibaca oleh penggemar-penggemar novel
spionase. Novel ini sepertinya masih dikategorikan untuk remaja karena didalamnya
hanya ada beberapa kekerasan dan hal-hal kurang pantas yang diceritakan secara
detail.
Nice review!
ReplyDeleteAku uda punya buku ini dari lama banget tapi blm sempet dibaca. Wah kalau tau ceritanya seru gini pasti langsung aku lahap deh.
Thanks. Ceritanya seru banget, buku ini termasuk salah satu buku yg aku bacanya cepat. Biasanya sampai berbulan-bulan baru selesai haha
Delete