Total Pageviews

Monday, December 05, 2011

The Tourist (Bahasa Indonesia)


Well I just got a homework at school to review a novel. I've done the review for The Tourist before, but I think this one is better, so I post it here. Sorry it's in Bahasa Indonesia hehe

Resensi Novel

Judul novel: Turis (The Tourist)
Tahun: 2010
Penulis: Olen Steinhauer
Jumlah halaman: 472
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

            The Tourist adalah buku pertama dari trilogi Milo Weaver, novel fiksi yang bertemakan spionase dan thriller. Olen Steinhauer mengangkat cerita tentang realita dari dunia James Bond, di buku ini kita tidak akan membaca tentang peralatan-peralatan canggih, tuxedo, atau yang lainnya, melainkan hanya strategi-strategi licik dan kebohongan.
            Buku ini dibuka dengan pengenalan seorang tokoh yang bernama Charles Alexander, seorang turis yang mempunyai kecenderungan untuk bunuh diri, yang baru saja melakukan tugas di Belanda untuk menghalangi seorang pembunuh bayaran membunuh seorang politisi Belanda, tapi dia gagal menjalankan misi yang dia inginkan sebagai misi terakhirnya itu.
            Turis yang dimaksud tentu bukanlah turis biasa, melainkan agen dari divisi rahasia CIA, yang keberadaannya masih dipertanyakan. Akhirnya, Charles Alexander diikutkan dalam misi dadakan untuk mengejar seorang kepala biro bernama Frank Dawdle yang menghilang dengan sejumlah uang untuk membiayai seorang penjahat perang Serbia di persembunyiannya.
            Halaman demi halaman, kita akan mengetahui bahwa Charles Alexander adalah salah satu nama samaran dari Milo Weaver, tokoh utama dalam cerita tersebut. Charles Alexander dan perantaranya yang juga adalah sahabatnya berusaha menjalankan misi itu, tapi hanya berakhir dengan kekacauan dan Milo mengundurkan diri setelah kejadian itu.
            Beberapa tahun setelah kekacauan itu, kini Milo bekerja sebagai salah satu manajer di markas CIA di New York, tinggal bersama istri dan seorang putrinya, berupaya melupakan segala kebohongan dan kengerian masa lalunya. Cerita mulai menjadi rumit saat seorang pembunuh bayaran yang dijuluki si Harimau, yang sudah bertahun-tahun diincarnya muncul dan tertangkap. Milo dituduh membunuh si Harimau saat menginterogasi oleh Homeland Security, padahal si Harimau yang kemudian dikenal sebagai Samuel Roth sesungguhnya sudah sekarat karena HIV. Samuel menceritakan bahwa dia menyerahkan diri agar bisa bertemu Milo dan meminta bantuannya untuk mencari siapa yang membunuhnya dengan memberinya virus itu.
            Saat Milo dan keluarganya sedang liburan di Disneyland, malam harinya dia kabur karena informasi yang diberikan atasannya bahwa Homeland Security akan datang untuk menagkapnya. Hal itu tanpa sadar menyeret Milo kembali dalam dunia turisme, membuka segala intrik dalam kasus-kasus yang sudah lama ditinggalkan. Apalagi setelah tahu bahwa sahabat lamanya, Angela Yates, dituduh berkhianat kepada CIA.
            Satu persatu orang-orang terdekat Milo yang mengetahui terlalu banyak tentang si Harimau terbunuh, dan Milo selalu disangkut pautkan dengan pembunuhan-pembunuhan yang tidak pernah dilakukannya itu. Menjalani hidup sebagai agen buronan untuk membersihkan namanya, menyelamatkan keluarganya dan membongkar apa yang sebenarnya terjadi.
            Buku ini bisa dikategorikan sebagai bacaan yang serius dan berat, dan menuntut kita untuk ikut berpikir, walaupun begitu, cerita ini juga disisipi oleh sedikit humor yang ringan. Buku ini memeliki alur cerita maju, tapi kita akan menemukan banyak flashback yang menceritakan secara sangat detail dari kejadian-kejadian yang telah terjadi.
Salah satu hal yang menarik dari buku ini adalah semakin jauh kita membaca, perlahan-lahan kita akan sangat dikejutkan oleh fakta-fakta yang tidak akan pernah kita pikirkan sebelumnya. Mulai dari pertemuan Milo dengan istrinya, siapa sebenarnya si Harimau, hingga kebohongan dari identitasnya sebagai Milo Weaver yang sudah direncanakan. Buku ini bisa mempertahankan rasa penasaran kita dan akhirnya membuat kita tidak ingin mereka-reka apa yang akan terjadi.
            Di dalam buku ini kita juga akan merasakan emosi yang cukup dalam dari Milo Weaver dan membuat kita seperti berada dalam cerita itu, kebingungannya, kehilangannya, kepanikannya, perasaannya saat istri dan anaknya menjauhinya, perasaan saat mengetahui bahwa selama ini dirinya dikambing hitamkan, dan lain-lain.
            Salah satu hal menarik dari cerita ini adalah sandi-sandi yang diberikan untuk memberi perintah atau petunjuk seperti “Riverrun, past Eve, and Adam’s” yang digunakan dua kali dalam buku ini, atau “The Last Camel/ Collapsed at Noon”, dan juga saat seseorang  menyuruh Milo untuk menceritakan tiga kebohongan dan satu kebenaran jika Milo tertangkap dan diinterogasi, sampai saat ini kami belum tahu apa tujuan sebenarnya dari rencana itu.
            Kami setuju dengan pendapat banyak orang yang mengatakan kemampuan menulis Olen Steinhauer hampir sama dengan John Le Carre yang terkenal dengan novel “The Spy Who Came in From The Cold.” Buku ini mungkin mudah dimengerti oleh orang-orang yang sudah sering membaca novel-novel spionase.
            Sayang sekali buku ini mempunyai akhir yang agak datar karena tokoh penjahat dalam buku ini tiba-tiba terbunuh dengan latar belakang yang tidak jelas dan seperti dianggap tidak terlalu penting. Mungkin karena ini baru permulaan dari seluruh cerita. Walaupun demikian, akhir cerita buku ini menimbulkan kesan penasaran.
            Menurut pendapat kami, novel ini adalah bacaan yang sangat bagus dan harus dibaca oleh penggemar-penggemar novel spionase. Novel ini sepertinya masih dikategorikan untuk remaja karena didalamnya hanya ada beberapa kekerasan dan hal-hal kurang pantas yang diceritakan secara detail.

2 comments:

  1. Nice review!
    Aku uda punya buku ini dari lama banget tapi blm sempet dibaca. Wah kalau tau ceritanya seru gini pasti langsung aku lahap deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks. Ceritanya seru banget, buku ini termasuk salah satu buku yg aku bacanya cepat. Biasanya sampai berbulan-bulan baru selesai haha

      Delete